A. MASYARAKAT PERKOTAAN
Kajian
tentang masyarakat kota ditekankan pada pengertian kotanya dengan ciri dan
sifat kehidupannya. Dalam masyarakat kota kebutuhan primer dihubungkan dengan
status sosial dan gaya hidup masa kini sebagai manusia modern. Gejala yang
paling menonjol pada masyarakat perkotaan adalah mngenai pola interaksinya atau
dalam sistem hubungannya antara satu individu dengan individu lainnaya.
Kota adalah
sebagai pusat pendomisian yang bertingkat-tingkat sesuai dengan sistem
administrasi negara yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam hal ini kita kenal
kota sebagai : ibu kota, kota daerah tingkat I, kota daerah tingkat II, maupun
kota kecamatan. Di samping itu kota juga merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan
kebudayaan, sosial, ekonomi, dan komunikasi. Sehingga dengan adanya sistem
komunikasi dan transportasi yang baik, tidaklah aneh kalau kota tersebut
merupakan jaringan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota
itu sendiri bahkan negara pada umumnya. Maka dari itu bagi kota yang letaknya
strategis baik dari lalu lintas darat, laut maupun udara, akan berkembang
dengan pesat. Misalnya Jakarta, Surabaya dan sebagainya.
Pertambahan
penduduk dan kemajuan teknik merupakan dua hal yang sangat besar pengaruhnya
atas situasi dan perkembangan masyarakat. Perkembangan yang dimaksud adalah
suatu pertumbuhan yang menjadikan masyarakat selalu berubah (bertambah). Makin
besar pertambahan penduduk, makin nampak pula ciri kekotaan suatu tempat.
Pertambahan penduduk ada dua kemungkinan, yaitu: adanya kelahiran mupun
perpindahan. Dan pertambahan karena perpindahan yang biasanya sangat
kuat/besar. Jumlah penduduk pada umumnya di kota sangat padat, di samping itu
juga heterogen. Hal ini disebabkan bahwa kota merupakan tempat penampungan
perpindahan penduduk dari berbagai tempat, baik pendatang yang resmi/tercatat
maupun pendatang liar/tidak tercatat. Para pendatang baru tersebut berasal dari
berbagai suku, agama maupun berbagai lapisan sosial.
Walaupun
jumlah penduduknya padat, hidup berdekatan satu dengan yang lain, tetapi
hubungan diantara mereka terjadi sepintas kilas saja, kurang akrab dan dingin.
Hidup diantara tetangga yang sangat berdekatan, tetapi terasa sepi dan hampa.
Semua tali hubungan dijalin secara formal dan kaku. Masyarakat kota lebih
mengarah pada perhitungan rugi laba yaitu yang memberi keuntungan pada dirinya.
Maka dari itu hidup di kota sebenarnya kurang nyaman/tentram, di samping
indivualistis dan kikir. Rasa suka dan duka harus dipikul sendiri oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan bersama keluarganya. Uluran tangan dari para
tetangga sulit untuk diharapkan. Namun, pernah juga kadang kita jumpai ada
anggota masyarakat yang dermawan, tetapi yang demikian itu sangat jarang,
bahkan sifat dermawan tersebut kadang-kadang mempunyai maksud tertentu.
Sistem
perekonomian kota tidak terpusat pada satu jenis saja, melainkan sangat
bervariasi. Dan di kota besar banyak pekerjaan-pekerjaan yang menuntut keahlian
khusus, sehingga tidak semua warga kota dapat melakukannya. Dengan kegiatan
ekonomi di kota yang beraneka ragam dan kompleks tersebut, akhirnya menghasikan
sistem pelapisan sosial dari anggota masyarakat yang bersangkutan. Dalam sistem
kegiatan ekonomi di kota tugas dan pekerjaan pada umumnya dilakukan secara
terus menerus baik pagi, siang dan malam. Ini merupakan salah satu penyebab
hubungan antara anggota masyarakat di kota merupakan salah satu penyebab
hubungan antara anggota masyarakat di kota menjadi renggang dan terbatas.
Bagi
masyarakat kota kepercayaan kepada tuhan yang maha Esa, biasanya cukup terarah
dan ditekankan pada pelaksanaan ibadah. Upacara-upacara keagamaan berkurang,
demikian pula upacara-upacara adat sudah menghilang. Hal ini disebabkan bahwa
masyarakat kota sudah menekankan pada rasional pikir dan bukan pada
emosionalnya. Semua kegiatan agama, adat berlandaskan pada pengetahuan dan
pengalaman yang mereka miliki.
Dari uraian
di atas, maka dapatlah disimpulkan secara singkat bahwa ciri-ciri dari
masyarakat kota adalah sebagai berikut:
1) Hiterogenitas sosial: Kota merupakan melting pot bagi
aneka suku maupun ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha diatas kelompok
yang lain.
2) Hubungan sekunder: Dalam masyarakat kota pergaulan
dengan sesama anggota (orang lain) serba terbatas pada bidang hidup tertentu.
3) Toleransi Sosial: Pada masyarakat kota orang tidak
memperdulikan tingkah laku sesamanya secara mendasar dan pribadi, sebab
masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri.
4) Kontrol Sekunder: Anggota masyarakat kota secara fisik
tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan.
5) Mobilitas Sosial: Di kota sangat mudah sekali terjadi
perubahan maupun perpindahan status, tugas maupun tempat tinggal.
6) Individual: Akibat hubungan sekunder, maupun kontrol
sekunder, maka kehidupan masyarakat di kota menjadi individual apakah yang
mereka inginkan dan rasakan, harus mereka rencana dan laksanakan sendiri.
7) Ikatan Sukarela: Walaupun hubungan sosial bersifat
sekunder, tetapi dalam organisasi tertentu yang mereka sukai (kesenian, olah
raga, politik), secara sukarela ia menggabungkan diri dan berkorban.
8) Segregasi Keruangan: Akibat dari hiterogenitas sosial
dan kompetisi ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi,
ras, agama, suku bangsa dan sebagainya.
B.
MASYARAKAT
PEDESAAN
Menurut
koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dan
kesatuan sosial yang didasarkan atas dua macam prinsip. Yaitu:
a) Prinsip
hubungan kekerabatan (geneologis)
b) Prinsip
hubungan tinggal dekat (teritorial)
Kurang lebih
81,2% dari wilayah indonesia bertempat tinggal di desa. Partisipasi masyarakat
pedesaan amat diperlukan bagi hasilnya pembangunan dan sekaligus akan dapat
meningkatkan penghidupan masyarakat di pedesaan. Desa itu adalah suatu hasil
perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari
perpaduan itu adalah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling
berinteraksi antar unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah
lain.
Mendasarkan
diri pada tingkat pendidikan dan tingkat teknologi penduduknya masih tergolong
belum berkembang maka kenampakannya adalah sebagai wilayah yang tidak luas,
dengan corak kehidupannya yang sifatnya agraris dengan kehidupan yang
sederhana. Jumlah penduduknya tidak besar dan letak wilayah ini relatif jauh
dari kota. Wilayah ini pada umumnya terdiri dari pemukiman penduduk, pekarangan
dan persawahan. Jaringan jalan belum begitu padat dan sarana trasnportasi
sangat langka. Kemajuan negara dan kehidupan modern telah banyak pula menyentuh
daerah atau wilayah pedesaan, sehingga wujud desa sudah pula menunjukkan banyak
perubahan.
Desa biasanya
didiami oleh beberapa ribu orang saja, yang sebagian besar masih
keluarga/kerabat. Maka sering kita jumpai bahwa satu desa tersebut merupakan
satu saudara semua/kerabat. Untuk mengatur hubungan kekeluargaan menjadi lebih
dekat, maka kerabat yang strukturnya sudah jauh dikawinkan dengan keturunannya.
Hal ini disebabkan juga oleh cakrawala pandangan orang desa/ hubungan orang
desa yang relatif terbatas. Hubungan sosial pada masyarakat desa terjadi secara
kekeluargaan, dan jauh menyangkut masalah-masalah pribadi. Satu dengan yang
lain mengenal secara rapat, menghayati secara mendasar. Suka atau duka yang
dirasakan oleh salah satu anggota akan dirasakan oleh seluruh anggota.
Pertemuan-pertemuan dan kerja sama untuk kepentingan sosial lebih diutamakan
dari pada kepentingan individu. Segala kehidupan sehari-hari diwarnai dengan
gotong royong.
Unsur-unsur
desa:
- Daerah,
dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta
penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan
lingkungan geografis setempat.
- Penduduk,
adalah hal yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran dan
mata pencaharian penduduk desa setempat.
- Tata
kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
warga desa. Jadi menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa.
Ketiga unsur
desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan
merupakan satu kesatuan.
Unsur daerah,
penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau “living unit”.
Daerah menyediakan kemungkinan hidup, penduduk menggunakan kemungkinan yang
disediakan oleh daerah itu guna mempertahankan hidup. Tata kehidupan, dalam
artian yang baik memberikan jaminan akan ketenteraman dan keserasian hidup
bersama di desa.
Kehidupan
keagamaan di desa berlangsung sangat kuat dan serius. Semua kehidupan dan
tingkah laku dijiwai oleh agama. Hal ini disebabkan cara berfikir masyarakat
desa yang kurang rasional. Perhatian pada kesehatan, kebersihan lingkungan,
maupun perhitungan ekonomis kurang, asalkan pandangan menurut agama dan adat
positif, cara demikianlah yang dipilihnya. Perkembangan teknologi pada
masyarakat desa terjadi sangat lamban, semua berjalan sangat tradisional.
Barang-barang hasil produksinya adalah barang pertanian maupun barang
kerajinan, yang semuanya tersebut dikerjakan secara tradisional. Hasil
teknologi modern yang masuk ke daerah/pedesaan hanyalah barang-barang konsumsi
(TV, Radio, Tape Recorder dan lain sebagainya). Sedang barang-barang modul atau
barang antara (Mesin dll), belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini mengingat
situasi dan kondisi-kondisi daerah pedesaan belum mengijinkan.
Dari uraian
diatas, maka secara singkat ciri-ciri masyarakat desa pada umumnya sebagai
berikut :
- Homogenitas Sosial: Bahwa masyarakat desa
pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga
pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.
- Hubungan Primer: Pada masyarakat desa
hubungan kekeluargaan dilakukan secara akrab, semua kegiatan dilakukan
secara musyawarah. Mulai masalah-masalah umum/masalah bersama sampai
masalah pribadi.
- Kontrol Sosial yang Ketat: Diatas
dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat desa sangat intim dan
diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui
masalah yang dihadapi anggota yang lain.
- Gotong Royong: Nilai-nilai gotong royong
pada masyarakat desa tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalah
kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam arti gotong royong
murni maupun gotong royong timbal balik.
- Ikatan Sosial: Setiap anggota masyarakat
desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
- Magis Religius: Kepercayaan kepada tuhan
yang maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan
kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya.
- Pola Kehidupan: Masyarakat desa bermata
pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan.
C. Perbedaan
Dari Berbagai Segi
1. Segi Agama
Masyarakat pedesaan dikenal
sangat religious. Artinya, dalam keseharian mereka taat menjalankan ibadah
agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri ke dalam kegiatan
budaya yang bernuansa keagamaan. Misalnya tahlilan, rajaban, jumat kliwon, dan
lain-lain.
Sedangkan Kehidupan keagamaan di kota
berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang
cenderung kearah keduniaan saja.
2. Segi Sosial
Masyarakat desa sangat
mengutamakan social life nya. Mereka bergotong royong melakukan hal tanpa ada
unsur uang/materi. Namun karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi
segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.
3. Segi Lingkungan Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan
kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa.
Penduduk yang tinggal di desa akan banyak
ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam, seperti dalam
pola berpikir dan falsafah hidupnya. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di
kota, yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
4. Segi Pekerjaan
Pada umumnya atau kebanyakan
mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan berdagang sebagai pekerjaan
sekunder. Namun di masyarakat perkotaan, mata pencaharian cenderung menjadi
terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
5. Segi Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya
lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan
penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota
itu sendiri.
6. Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam
ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan.
Di kota sebaliknya, penduduk heterogen terdiri dari
orang-orang dengan macam-macam subkultur dan kesenangan, kebudayaan, dan mata
pencaharian.
D. Hubungan Desa & Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan
D. Hubungan Desa & Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya
akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang
yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang
melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
E. Kesimpulan
Masyarakat
desa dengan masyarakat kota itu sangat bertolak belakang baik dari
lingkungan,cara berpikir,lapisan sosial,tingkah laku,adat serta jumlah
penduduk nya pun berbeda.
Masyarakat desa lebih ke
tradisional dan masyarakat kota lebih mengarah ke perkembangan dunia dengan
kata lain masyarakat kota itu mengikuti zaman.
Masyarakat desa juga mengikuti
zaman tetapi perilaku mereka masih di pengaruhi oleh adat dan kebudayaan.
Adat kebudayaan masyarakat desa
masih sangat kental, berbeda dengan masyarakat kota yang hampir
keseluruhan adat dan kebiasaan nya sudah di pengaruhi oleh kebudayaan luar.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. M.
Soelaeman Munandar. Ilmu Sosial Dasar. Bandung : PT. Refika Aditama. 2006
Drs. H.
Hartono dan Dra. Aziz Arnicun. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
2008
Fahrul Rizal
dkk. Humanika Materi IAD, IBD, ISD. Jakarta : Hijri Pustaka Utama. 2009
saya mbak dewi di samarindah
BalasHapusIni Kisah Cerita Saya yang benar2 terjadi (asli) bukan rekayasa
Saya sudah sangat lama bermain togel dan saya belum pernah merasakan
Kemenangan, karana saya selalu menggunakan prediksi atau rumusan tangan manusia
Jadi saya sudah kapok untuk menggunakan prediksi atau rumusan manusia lagi,
karna itupun selalu meleset , Jadi saya putuskan untuk coba2 buka internet dan akhirnya saya dapatnomor( AKI JOYO MALIK 085211977346 di internet.
Status beliau adalah paranormal sakti atau biasa di panggil dengan dukun togel.
Jadi saya langsung hubungi( KI JOYO MALIK dan meminta angka hasil ritual/Ghoib untuk putaran
Singapore. Awalnya saya Cuma meminta angka togel 2D, Karna baru kali ini saya meminta angka togel hasil ritual, dan saat itu saya masih ragu2 untuk mengirim mahar/pembelian peralatan ritual, di saat itulah saya berpikir unutuk memutuskan melaksanakan semua permintaan dari (AKI JOYO MALIK) karna saya sadar bahwa kalau ingin sukses/kaya membutuhkan kerja Keras dan pengorbanan,
dan akhirnya angka ritual yang di berikan mbah yaitu 2D (42)
Saya Cuma Coba2 pasang 200 ribu dulu. alhamdulillah saya menang 12 juta.
Dan ke esokan harinya saya meminta angka Ritual yang 4D ke mbah lagi, karena saya sudah sangat percaya dan yakin kepada mbah ,Untuk memasang yang Angka 4D yaitu (1737) saya pasang 300 ribu dan alhamdulillah akhirnya saya menang lagi 450 Juta…
Dan Saya Sangat Ber Terimah Kasih Kepada AKI Berkat Bantuan AKI saya bisa melunasi
Utang2 saya yang ada di bank dan akhirnya saya pun juga bisa buka usaha sendiri yaitu buka restoran. Dan saya juga berencana beli tanah kapling, dan bukan Cuma itu aja AKI JOYOMALIK.
sekali lagi terimah kasih. Karna rasa Hati yang gembira saya cantumkan nomor hp
AKI di internet, dan saya pun juga mengajat seluruh teman2 saya yang pecinta togel
untuk berkonsultasi sama AKI JOYO MALIK.. yang sering kalah bermain togel,
Silahkan HBG nomor 085 211 977 346 AKI JOYO MALIK
(-Terimah kasih Room nya temen2-)